KEDELAI KIKIS HABIS KANKER PAYUDARA

21 Juli 2009 pukul 11:50 PM | Ditulis dalam 1 | Tinggalkan komentar

susu-kedelaiKemampuan senyawa anti oksidan yang ditemukan dalam kedelai untuk mengurangi kadar hormon yang terkait dengan resiko kanker payudara sudah tidak disangsikan lagi. Namun kali ini sebuah penelitian menemukan bahwa faktor lain yang terkait dengan keledai ternyata jua berperan penting dalam menurunkan resiko kanker itu sendiri.

susu kedelaiPara peneliti menemukan bahwa sebanyalk sembilan para wanita pra-menopause sehat yang mengonsumsi diet yang mengandung susu kedelai dimana sebaian besar senyawa anti-oksidannya, isoflavon yang telah dihilangkan. Diet tersebut ternyata bisa menurunkan kadar hormon estrogen dan progesteron dibanding sebelum menambahkan kedelai dalam diet tersebut.

Meskipun demikian hormon-hormon reproduksi lainnya tidak terpengaruh oleh diet yang mengandung protein hewani berkadar rendah dan berkadar serat tinggi itu, demikian jelas para pakar kesehatan.

hormon esterogenHormon esterogen bisa merangsang pertumbuhan beberapa jenis sel kanker dan diperkirakan memeiliki peranan penting dalam perkembanan beberapa kasus kenker payudara. Para wanita yang mengalami paparan esterogen lebih banyak, misalnya mereka yang mendapat menstruasi lebih dini, mereka yang tidak memiliki anak dan wanita yang tidak menyusui bayinya – menghadapi resiko yang lebih tinggi untuk mengidap kanker payudara. Hormon progesteron juga turut memberi andil pada resiko pertumbuhan kanker payudara.

kanker payudaraDr. Lee-Jane W Lu, dan rekan-rekannya di University of Texas Medical Branch Galveston mengukur kadar esterogen, progesteron, hormon pengikat sex (globulin), hormon lutein dan hormon perangsang folikel, para wanita sebelum mereka memulai diet tersebut. Dua hormon terakhir berfungsi untuk merangsang fungsi ovarian.

diagram hormon esterogen

Para wanita itu mengonsumsi 36 ons susu kedelai yang mengandung kurang dari 5 miligram isoflavon setiap harinya, selama sebulan penuh. Diet tersebut lebih banyak mengandung kabohidrat dan lebih sedikit protein di bandingkan dengan diet yang biasa dimakan para wanita tersebut.

(Sumber : Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism.saturned.com/ Rina Ruslaini)

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.